Menurut Sa'ad Hawwa di dalam bukunya Al-Islam, banyak orang yang keliru, mereka mengira bahwa kalau sudah mengucapkan dua kalimah syahadat atau sudah memiliki nama yang Islami maka tidak ada satupun sikap atau perbuatan yang dilakukan dapat membatalkan keIslamannya dan membatalkan dua kalimat syahadat.

Sebenarnya di dalam kehidupan sehari-hari banyak sikap serta perbuatan yang kita lakukan sebagai seorang muslim yang dapat membatalkan dua kalimat syahadat atau ke-Islaman kita. Lalu Sa'ad Hawwa menyebutkan dua puluh diantaranya dan mengurainya satu persatu. Pada postingan kali ini akan merangkum ringkasan tentang hal yang dapat membatalkan dua kalimat syahadat yang diterangkan oleh Sa'ad Hawwa sebagai berikut.

Apa saja hal yang dapat membatalkan dua kalimat syahadat?

Seperti yang kita ketahui di atas banyak perbuatan dan tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hariyang dapat membatalkan ke-Islaman kita. diantaranya mungkin telah kita lakukan dan menjadi kebiasaan kita sehari-hari, oleh karena itu alangkah baik jika kita mengetahui Apa saja hal yang dapat membatalkan dua kalimat syahadat, menurut Sa'ad Hawwa:

Bertawakal bukan kepada Allah Subhanahuwa ta'ala.

Allah memerintahkan kepada kita untuk selalu berusaha dan berikhtiar dalam setiap apa yang kita kerjakan, akan tetapi Allah juga melarang kita untuk bertawakal terhadap usaha dan ikhtiar kita tersebut. Kita harus bertawakal hanya semata-mata kepada Allah. Allah berfirman dalam surah Al Maidah ayat 23 Allah berfrrman:

Inilah perbedaan antara seorang yang kafir dengan seorang yang beriman, seorang yang kafir akan berusaha semaksimal mungkin dan menggantungkan harapannya sepenuhnya kepada usaha yang ia lakukan. Sedangkan seorang yang mukmin juga berusaha semaksimal mungkin tetapi ia menggantungkan semua harapannya hanya kepada Allah Swt. Karena ia tahu hanya Allah lah yang dapat mewujudkan segala harapannya.

Tidak mengakui nikmat bahwa nikmat yang diperoleh hanyalah semata-mata karena usahanya.

Hal yang berikutnya adalah tidak mengakui nikmat bahwa nikmat yang telah diperoleh berasal dari usahanya semata. Setiap muslim wajib mengakui bahwa semua nikmat yang ia peroleh di dunia yang fana ini dari Allah Subhanahuwa ta'ala.Allah berfimran dalam surah Al-Luqman ayat 20

Manusia tidak boleh menganggap bahwa nikmat yang diperolehnya itu hanyalah semata-mata karena usahanya, sebab bagaimanapun juga dia berusaha namun jika Allah tidak berkenan dia tidakkan pernah mendapatkannya. Dalam hal ini Allah menghancurkan Qarun yang mengingkari serta menafikan karunia yang Allah berikan dengan menyombongkan usahanya.

Mengerjakan amal dengan tujuan selain Allah Swt

Seorang mukmin harus beramal karena Allah ta'ala,

"katakanlah:"Sesungguhnya shalat ku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah, Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagiNya...," QS. Al-An'am ayat 162-163

Ibadah dalam konteks disini tidak terbatas hanya pada ibadah shalat, puasa, zakat dan haji semata, tetapi juga mencakup semua amalan yang dikerjakan karena Allah ta'ala. Dengan demikian seorang muslim tidak boleh berbuat karena sesuatu yang lainnya.

Memberikan hak halal dan mengharamkan, hak memerintah dan melarang, menentukan syari'at atau hukum yang ada pada umumnya kepada selain Allah Swt

Hak yang dapat menentukan hukum syariat hanyalah milik Allah Swt

"Hak menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah semata" QS. Al-An'am ayat 57

Dalam hal ini Allah menilai orang-orang Yahudi dan Nasrani telah mempertuhankan para rahib-rahib dan pendeta-pendeta mereka, karena mereka mematuhi ajaran para rahib-rahib dan pendeta-pendeta tersebut secara buta biarpun mereka menyuruh berbuat maksiat atau mengharamkan yang halal.

"Mereka menjadikan orang-orang alim(Yahudi) dan rahib-rahib(Nasrani) mereka sebagai tuhan selain Allah...," QS. At-Taubah ayat 31

Kaum muslimin hanya diberikan hak menetapkan hukum ijtihad untuk sesuatu yang belum di tetapkan hukumnya oleh nash, nash adalah hukum yang ada dalam Al Qur'an dan Sunnah.

Perbuatan taat secara mutlak kepada selain Allah dan Rasul-Nya.

Seorang muslim hanya dibenarkan taat secara mutlak hanya kepada Allah Swt dan Rasulnya, karena taat kepada rasulnya berarti juga taat kepada Allah Swt. Sedangkan taat kepada Ulil Amr atau pemimpin ada batasannya, selama hal itu masih dalam ruang lingkup taat kepada Allah dan Rasulnya

"Dan janganlah kamu mentaati perintah orang -orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan dibumi dan tidak mengadakan perbaikan." QS Asy Syu'ara ayat 151 -152
Berikut ini hal-hal lainnya yang dapat membatalkan dua kalimah syahadat
  1. Tidak menegakkan hukum Allah Swt
  2. Membenci Agama Islam seluruh atau sebagiannya
  3. Mencintai kehidupan dunia melebihi akhirat, dunia adalah segala-galanya
  4. Memperolok Al Qur'an dan Sunnah serta orang-orang yang menegakkannya, beserta hukum Allah syari'atnya dan Syiarnya.
  5. Mengharamkan apa yang dihalalkan serta menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah
  6. Tidak beriman dengan seluruh nash Al Qur'an dan Sunnah yang telah ditetapkan Allah
  7. Mengangkat orang-orang kafir menjadi pemimpin dan tidak mencintai mereka yang beraqidah islam
  8. Tidak beradab dalam bergaul sesuai dengan tuntunan yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW
  9. Tidak menyenangi tauhid dan malah menyenangi kemusryikan
  10. Melakukan Syrik kecil

Kesimpulan

Kafir atau tidaknya sesorang tergantung pada keimanannya, apabila misalnya dia tidak melaksanakan hukum yang ditetapkan Allah bukan karena dia tidak beriman namun ia karena ia lalai atau hanya memperturutkan hawa nafsunya , tentulah orang tersebut bukanlah orang yang kafir. Dari perbuatan dan tingkah laku di atas merupakan perbuatan-perbuatan serta tindakan yang dapat menipiskan iman kepada Allah serta dapat membatalkan kedua kalimat syahadat.

Catatan

Demikianlah beberapa hal yang dapat membatalkan dua kalimat syahadat menurut Sa'ad Hawwa yang sebagian dirangkum pada postingan ini, tentulah perbuatan serta tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang demikian bukanlah digunakan atau dimaksudkan untuk menghakimi orang lain, melainkan hanya untuk menjadikan peringatan bagi diri pribadi agar dapat selalu menjaga kemurnian dua kalimah syahadahnya.


Semoga bermanfaat...