Gua Ashabul Kahfi diperkirakan terletak 7 km dari pusat kota Amman, Jordania. Kawasan ini suatu ketika dikenali dengan nama Ar-Raqim Karena, terdapat bekas tapak arekologi yang bernama Khirbet Ar-Raqim di kawasan wilayah tersebut. Kata Ar-Raqim juga disebutkan dalam Al-Qur'an. Para ahli tafsir menafsirkan kata Ar-Raqim sebagai nama anjing, dan juga ada yang menyatakan Ar-Raqim adalah sebagai batu surat.

Ahlil Kahfi adalah lokasi sejarah yang membuktikan kebenaran tentang kisah dalam Al-Qur'an yaitu didalam surah Al-Kahfi. Mulai dari ayat 9 sampai ayat ke 26. Ayat dalam surah tersebut menceritakan tentang bagaimana kisah dari 7 orang pemuda yang beriman kepada Allah Swt yang melarikan diri ke dalam gua dan Allah kemudian menidurkan mereka selama 309 tahun lamanya.

Merekapun juga tidak dapat di bangunkan oleh suara apapun. Allah ta'ala berfirman

Ashabul Kahfi atau juga yang disebut penghuni-penghuni gua yang di maksud dalam surah Al-Kahfi. Menurut pendapat para ulama' para pemuda tersebut terdiri atas 7 orang pemuda diantaranya, Maksalmina, Tamlikha, Martunus, Bainunus(Nainunus), Sarbunus, Dzunuanus, Kasyfitatanunus. Bersama mereka juga ada seekor anjing bernama Qitmir yang selalu mengikuti ke tujuh orang pemuda Ashabul Kahfi.

Para pemuda ini beriman kepada Allah di tengah kekufuran bangsanya. Menurut para ahli-ahli sejarah, kisah Ashabul Kahfi terjadi pada zaman sebelum datangnya agama Islam, yang terjadi di sebuah negeri yang bernama Afsus terletak di Turki namun ada yang berpendapat di Jordania, dan ada juga pendapat yang mengatakan di Syiria.

Awalnya penduduk negeri disana beriman kepada Allah meng-Esakan dan beribadah kepadanya. Namun keadaan tersebut berubah setelah, datangnya seorang raja yang memimpin mereka bernama Diqyanus. Raja ini menganut paham menyembah berhala dan memaksa rakyatnya untuk murtad dari agama Allah swt yang di bawa oleh Nabi Isa a.s.

Rakyatnya yang takut dengan ancaman dan siksaan yang diberikan oleh raja tersebut mereka terpaksa mengikuti perintahnya yang zalim itu. Namun ke 7 pemuda beriman tersebut tetap teguh pendirian dan tidak mau tunduk dengan perintah rajanya meskipun mereka tau taruhannya adalah nyawa. Keteguhan hati para Ashabul Kahfi ini akhirnya di dengar oleh raja Diqyanus, kemudian ia memanggil mereka.

Di hadapan sang Raja yang dzalim ke 7 pemudah itu dengan berani mempertahankan keimanan dan keyakinan mereka yang mereka yakini. Allah kemudian mengisahkan peristiwa ini di dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi.

Meskipun raja yang dzalim itu tak mampu menjawab argumentasi dari ketujuh pemuda Al-kahfi itu. Raja tersebut tetap keras hati dan memaksa agar ketujuh pemuda Ashabul Kahfi murtad dari keyakinan dan agama mereka. Raja Diqyanus memberikan limit waktu beberapa hari kepada mereka. Jika telah melewati batas waktu yang ditentukan, mereka akan tetap diberi siksaan dan bahkan di bunuh.

Oleh sebab itu, para pemuda Ashabul Kahfi akhirnya melakukan musyarawah dan menghasilkan keputusan untuk mengamankan diri mereka ke dalam sebuah gua..

Masuknya Pemuda Ashabul Kahfi Kedalam Sebuah Gua

Setalah mereka memutuskan untuk melindungi diri mereka kedalam sebuah gua, para pemuda Ashabul Kahfi pergi ke pedalaman di kawasan wilayah pegunungan yang bernama Nikhayus. Di pegunungan itu terdapat sebuah gua dan disanalah sebagai tempat mereka bersembunyi dan berilndung. Mereka diikuti seekor anjing yang bernama Ar-Raqim. Anjing itu turut bersama mereka berlindung dan bersembunyi didalam gua.

Allah memberikan ketenagan dan ketentraman kepada mereka, dan Allah juga telah menidurkan pemuda Ashabul Kahfi dengan nyenyak di dalam gua. Allah ingin menujukkan bukti-bukti kekuasaan-Nya kepada Hamba-hamba-Nya melalui kisah Ashabul Kahfi ini. Allah telah menakdirkan para pemuda ini tidur dalam jangka waktu yang telah Allah tentukan yakni selama 300 tahun Syamsiah, atau 309 tahun Qamariah.

Walau mereka tidur sangat lama tanpa makan dan minum, Allah memberikan kuasa-Nya kepada pemuda Ashabul Kahfi badan dan jasad mereka tidak hancur dan musnah di makan waktu. Bahkan Allah mengatakan jika kita melihat badan mereka saat mereka berada di dalam gua itu, niscaya kita tidak akan yakin bahwa ketujuh pemuda itu sedang tidur.

Sesampainya waktu yang telah ditetapkan Allah, mereka kemudian di bangunkan. Ketika mereka bangun dengan sendiri-sendiri, mereka tidak menyadari bahwa tidur dalam jangka waktu yang sangat lama. Para pemuda Ashabul Kahfi menyangka bahwa mereka tidur hanya dalam waktu setengah atau sehari saja, hal itu sesuai dengan firman Allah Swt pada surah Al-Kahfi ayat ke 19.

Ketika mereka bangun dari tidur mereka, para pemuda Ashabul Kahfi merasa lapar, sebagian dari mereka mengutus salah satu diantara mereka pergi ke pasar untuk membeli makan. Akhirnya mereka memilih Tamlikha ke Kota Afrus. Dengan kebetulan sebelum mereka melarikan diri kedalam gua, mereka membawa bekal berupa uang perak.

Pesan yang dapat diambil dari apa yang mereka putuskan, lihatlah betapa bersihnya hati mereka walaupun dalam keadaan yang susah serta kelaparan, mereka masih berpesan kepada sahabanya agar mencari makanan yang bersih dan halal!. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah para pemuda yang bertaqwa kepada Allah Swt.

Masa pemuda Ashabul Kahfi ini dibangkitkan oleh Allah, suasana negeri yang mereka tinggal sebelumnya telah banyak berubah. setelah selang waktu 300 tahun lamanya. Saat mereka bangun pemerintahan dan raja negeri merupakan orang yang beriman kepada Allah begitu juga dengan rakyatnya, meskipun masih terdapat sebagian dari rakyatnya yang masih menganut kepercayaan yang lama.

Mereka ragu akan kebenaran dan datangnya hari kiamat, bagaimana Allah menghidupkan kembali orang yang telah tiada? Apalagi jika telah berabad-abad lamanya. Maka bertepatanlah Allah membangkitkan ketujuh pemuda Ashabul Kahfi dengan zaman dan menampakkan tanda-tanda kekuasan Allah kepada hamba-Nya yang masih ada keraguan di dalam hatinya.

Allah Swt juga menjelaskan mengapa para pemuda Ashabul Kahfi pada utusan mereka itu datang ke kota untuk membeli makanan. Mereka heran melihat keadaan negeri tersebut telah berubah secara drastis. Para penduduk negeri tersebut juga terkejut dengan kedatangan mereka dan ditambah lagi dengan pemuda tersebut membawa uang perak yang telah lama digunakan di negeri itu dan sudah tidak berlaku lagi.

Dia di tuduh menemukan harta karun kemudian ia dibawa menghadap raja yang beriman dan menceritakan kisahnya, kemudian raja tersebut mengikutnya ke gua tempat mereka bersembunyi bersama pemuda itu dan bertemu dengan para pemuda yang lainnya dan mendengar kisah tentang mereka.

HIKMAH MENELADANI KISAH ASHABUL KAHFI

Setelah kejadian itu, para ketujuh pemuda Ashabul Kahfi itupun di matikan oleh Allah Swt, setelah memberikan ucapan selamat tinggal kepada raja dan rakyatnya. Raja yang beriman tersebut memerintahkan agar membangun sebuah masjid untuk didirikan di sisi gua itu, kemudian sementara ada yang mencadangkan agar mendirikan sebuah bangunan atau sebuah tugu kenangan.

Dibalik semua kisah Ashabul Kahfi tersebut terdapat hikmah yang dapat dijadikan teladan didalam kehidupan seharian kita. Ashabul Kahfi mempunyai sikap dan prilaku yang perlu untuk diteladani diantaranya sebagai berikut.

  1. Teguh pendirian.
  2. Pemberani.
  3. Bersikap demoratis.
  4. Mempunyai Sifat jujur.
  5. dan Bertaqwa kepada Allah Swt.

Demikianlah kisah Ashabul Kahfi yang di abadikan Allah dalam Al-Qur'an agar dapat menjadi contoh dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman, dan menjadi pelajaran pada setiap masa kedepannya.

Semoga bermanfaat..


Sumber buku Akidah dan Akhlak