Riwayat singkat Ali bin Abi Thalib

Setelah Utsman bin Affan wafat, masyarakat beramai-amai membaiat atau melantik sepupuh Nabi tersebut yaitu Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah tidak semulus pengukuhan tiga orang khalifah pendahulunya. Ali bin Abi Thalib dibaiat di tengah-tengah kematian Utsman bin Affan ketika pertentangan dan kekacauan serta kebingungan yang menyelimuti umat Islam Madinah sebab kaum pemberontak yang membunuh Utsman bin Affan mendaulat Ali supaya bersedia dibaiat menjadi khalifah.

Ibu beliau yang bernama Fatimah binti Asad, Asad merupakan anak dari Hasyim, sehingga Ali bin Abi Thalib merupakan keturunan dari Hasyim dari sisi bapak dan ibu. Ali bin Abi Thalib dilahirkan di daerah Hejaz, di Mekkah, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut para sejarawan, Ali dilahirkan sepuluh tahun sebelum dimulainya masa kenabian Muhammad Saw. Beliau memiliki nama asli yang bernama Haydar bin Abu Thalib, yang merupakan paman dari Nabi Muhammad Saw.

Setelah kelahirannya Ali kemudian diberikan nama "Haydar" yang berarti "Singa" adalah salah satu harapan dari keluarga Abu Thalib untuk mempunyai penerus yang kemudian dapat menjadi tokoh yang pemberani dan disegani diantara kalangan kaum Quraisy Mekkah. Setelah mengetahui sepupuhnya yang baru lahir yang kemudian diberikan nama "Haydar", Nabi Muhammad Saw lalu memanggil dengan nama panggilan Ali yang berarti "Tinggi" (derajatnya disisi Allah SWT).

Kelahiran Ali bin Abi Thalib banyak memberi hiburan bagi baginda Nabi Muhammad Saw karena beliau tidak mempunyai seorang anak laki-laki. Uzur dan faqirnya keluarga Abu Thalib kemudian memberi kesempatan bagi baginda Nabi Muhammad SAW bersama istrinya beliau yang bernama Khadijah kemudian untuk mengasuhnya dan menjadikan Ali sebagai putra angkatnya. 

Hal ini kemudian sekaligus untuk membalas jasa ayahnya Ali yaitu Abu Thalib, yang telah mengasuh Nabu Muhammad Saw sejak ia kecil hingga sampai dewasa. Dengan demikian, sejak dari kecil Ali sudah bersama dengan Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang khalifah keempat, masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib mewarisi kekacauan yang terjadi saat masa pemerintah khalifah sebelumnya yaitu pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan.

Pada masa pemerintahannyalah untuk yang pertama kalinya perang antar saudara sesama Muslim terjadi. Ali bin Abi Thalib yang memiliki kecakapan ilmu pengetahuan didalam bidang militer dan strategi perang beliau mengalami kesulitan saat mengalami masalah dalam administrasi negara. Hal ini terjadi karena kekacauan yang luar biasa ditengah masyarakat.

Ali bin Abi Thalib meninggal pada saat ia menjadi Imam shalat Subuh di masjid Kufah. beliau dibunuh oleh seorang yang berasal dari golongan Khawarij yang merupakan golongan pembangkang pada tanggal 19 Ramadhan. Ali mengembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal 21 Ramadhan pada tahun 40 Hijriyah, dan dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa dari riwayat lain yang mengatakan bahwa beliau dikuburkan ditempat lain.