Bagaimana Konsep Filsafat Ibnu Miskawaih

Bagaimana Konsep filsafat Ibnu Miskawaih? Sebelum mengetahui konsep filsafat Ibnu Miskawaih ada beberapa point yang perlu diketahui untuk mengenal sosok seorang cendikiawan muslim satu ini. Diantaranya bagaimana Riwayat hidup, Karya Tulis, dan Filsafat Ibnu Miskawaih.

Biografi

Nama lengkap Ibnu Miskawaih ialah Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ya'kub Ibnu miskawaih. Lahir di kota Rayy, di negara Iran pada tahun 330 Hijriah atau 941 Tahun masehi. Ibnu Miskawaih adalah seorang filsuf muslim hidup antara tahun 330 hingga 421 Hijriah atau 940-1030 tahun masehi.

Sejarah hidup cendikiawan muslim ini tidak banyak diketahui orang. Para penulis dari berbagai literatur tidak mengungkapkan bagaimana biografinya secara terperinci. Ibnu miskawaih belajar sejarah,terutama Tarikh Al-Thabari pada Abu Bakar Ibnu Kamil Al-Qadhi dan ia memperlajari filsafat pada Ibnu Al-Khamar, Mufasir kenamaan karya-karya Aristoteles.

Ibnu Miskawaih seorang penganut Syiah. Hal ini didasarkan pengabdianya kepada Sultan dan Wazir-wazir syiah pada masa pemerintahan Bani Buwaihi (320-448 hijriah). Ketika sultan Ahmad 'Adhud Al-Daulah memegang kekuasaan pemerintahan. Ibnu Miskawaih memegang jawaban yang penting, diangkat menjadi khazin, penjaga perpustakaan besar dan bendahara negara.

Karya Tulis

Ibnu Miskawaih tidak hanya dikenal sebagai seorang filsof, namun ia juga seorang penulis yang produktif. Berikut ini karya tulis dari Ibnu Miskawaih.

  1. Al-Fauz Al-Akhbar
  2. Al-Fauz Al-Agshar
  3. Tajarib Al-Umam
  4. Uns Al-Farid
  5. Tartib Al-Sa'adat
  6. Al-Mustaufa
  7. Jawidan Khirad
  8. Al-Jmi'
  9. Al-Syiab
  10. On The Simple Drugs
  11. On The Composition Of The Bajats
  12. Kitab Al-Ashribah
  13. Tahzib Al-Akhlaq
  14. Risalah Fi Al-Lazzat wa Al-Alam Fi Jauhar Al-Nafs
  15. Ajwibat wa As'ilat Fi Al-Nafs wa Al-'Aqi
  16. Al-Jawab fi Al-Masa'il Al-Salas
  17. Risalat fi Jawab fi Su'al Ali ibn muhammad abdu Hayyan Al Shufi fi Haqiqat Al-Aql
  18. Thaharat Al-Nafs

Filsafat Ibnu Miskawaih

1. Ketuhanan

Menurut Ibnu Miskawaih Tuhan ialah zat yang tidak berjisim, azali dan pencipta, Tuhan Esa dalam segala aspek. Ia tidak terbagi-bagi, tidak mengandung kejamakan, dan tidak satu pun setara dengan-Nya. Ia ada tanpa diadakan dan ada-Nya tidak bergantung kepada yang lain. Sementara yang lain membutuhkan-Nya.

Ibnu Miskawaih menyatakan tuhan adalah zat yang jelas dan zat yang tidak jelas. Ibnu Miskawaih menyatakan zat yang jelas bahwa Tuhan adalah Yang Hak (Benar). Yang Benar adalah Yang Terang. Ia menyatakan tidak jelas karena kelemahan akal pikiran manusia untuk menangkap-Nya, disebabkan adanya banyak dinding-dinding atau kendala kebendaan yang menutupi-Nya. Pendapat ini bisa diterima karena wujud manusia berbeda dengan wujud Tuhan.

2. Teori Emanasi

Ibnu Miskawaih menganut paham emanasi sebagaimana Al-Farabi, yakni Allah menciptakan alam secara pancaran. Namun emanasinya bertentangan dengan Al-Farabi. Diantara perbedaannya sebagai berikut.

  1. Allah menjadikan Alam secara emanasi atau pancaran dari tidak ada menjadi ada. Sementara itu, menurut Al-Farabi alam dijadikan Tuhan secara pancaran dari sesuatu yang sudah ada menjadi ada.
  2. Ciptaan Allah yang pertama ialah akal aktif, sementara bagi Al-Farabi ciptaan Allah yang pertama ialah akal pertama dan aktif adalah akal kesepuluh.

Dari uraian diatas, dapat ditegaskan bahwa masalah pokok Ibnus Miskawaih sejalan dengan pemikiran gurunya yang kedua, Al-Farabi. Namun dalam penyelesaian masalah ini cenderung kepada teolog muslim dan Al-Kindi.

3. Filsafat Kenabian

Ibnu Miskawaih juga menginterpretasikan kenabian secara ilmiah. Menurut Ibnu Miskawaih, nabi adalah seorang muslim yang memperoleh kebenaran karena pengaruh akal aktifitas daya imajinasinya. Sementara nabi mendapatkan kebenaran diturunkan langsung dari atas ke bawah yakni dari akal aktif langsung kepada nabi sebagai rahmat dari Allah.

4. Tentang Jiwa

Menurut Ibnu Miskawaih jiwa adalah jauhar rohani yang tidak hancur dengan sebab kematian jasad. Ia adalah kesatuan yang tidak terbagi-bagi. Ia akan hidup selalu. Ia tidak dapat diraba dengan panca-indra karena ia bukan jisim dan bagian dari jisim. Ibnu Miskawaih mensinyalkan jiwa bahwa yang tidak dapat dibagi itu tidak mempunyai unsur, sedangkan unsur hanya terdapat pada materi. Namun jiwa dapat menyerap materi yang kompleks dan non materi yang sederhana.

Ibnu Miskawaih juga membedakan antara pengetahuan jiwa dengan panca indra. Secara tegas, ia mengatakan panca indra tidak dapat menangkap selain apa yang dapat diraba atau indra, Sedangkan jiwa dapat menangkap apa yang ditangkap panca indra, yakni dapat diraba dan juga yang tidak dapat diraba. Menurut Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa balasan akhirat jiwa yang akan menerima balasan kebaikan dan kesengsaraan di akhirat. Menurutnya kelezatan jasmani bukanlah kelezatan yang sebenarnya.

5. Akhlak

Ibnu Miskawaih dikenal sebagai seorang penulis yang moralis. Hampir setiap pembahasan akhlak dalam islam, filsafat yang ia kemukakan selalu menjadi perhatian utama. Keistimewaan yang menarik dalam tulisannya adalah pembahasan yang ada dalam ajaran Islam yaitu Al-Qur'an dan Hadits dan dikombinasikan dengan pemikiran yang lain sebagai pelengkap, seperti pemikirian Persia dan Filsafat Yunani Kuno. Akhlak menurut Ibnu Miskawaih adalah suatu sikap mental atau keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk berbuat tanpa berfikir dan pertimbangan.

Demikianlah pembahasan tentang bagaimana konsep filsafat Ibnu Miskawaih. Semoga bermanfaat.